Kasus PLTU Riau-1 Berdampak Pada Elektabilitas Golkar

Kasus PLTU Riau-1 Berdampak Pada Elektabilitas Golkar

Hariannusantara.com – Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Golkar wilayah Sumatera, Indra Bambang Utoyo mengungkapkan, kasus dugaan suap proyek pembangunan PLTU Riau-1 yang menyeret tiga politikus beringin sebagai tersangka memengaruhi elektabilitas partai. Ia pun mengaku khawatir perkara ini semakin membuat elektabilitas Golkar semakin terpuruk menjelang pileg dan pilpres 2019 yang akan berlangsung tinggal dalam hitungan bulan.

“Secara partai tentu berpengaruh. Ini karena setiap hari masuk ke media. Mulai dari ‘si ini’ bakal dipanggil lalu katanya ada uang untuk Munas Golkar. Tentu ini membuat khawatir, utamanya di daerah-daerah,” kata Indra, Senin (3/9/2018).

Namun, ia memastikan Golkar tak akan bubar hanya karena perkara ini ataupun kicauan Eni kepada KPK yang terus menyudutkan partai beringin dan jajaran kader yang ada di dalamnya. Diketahui, Eni menyebut uang suap proyek PLTU Riau-1 juga mengalir ke Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Ia mengaku pernah menerima uang Rp 2 miliar dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Johannes Budisutrisno Kotjo.

Sebagian uang tersebut, katanya, diberikan untuk keperluan Munaslub Partai Golkar. Pada Munaslub Partai Golkar tersebut, ia tercatat sebagai bendahara. Sementara jabatan Ketua Umum Golkar masih dipegang oleh Idrus Marham selaku pelakasana tugas usai sebelumnya diduduki Setya Novanto yang tersandung kasus korupsi e-KTP.

Loading...

Baca juga:
– Golkar : Tak Masalah Jika Ahok Di Dukung dan Maju Jalur Independen
– Golkar : Dukungan untuk Ahok, Tidak ada Yang Menunggangi Suara Ahok

“Tidak gampang membubarkan suatu partai politik besar. Siapa yang mau buktikan ada uang (suap PLTU Riau-1) di bukunya Golkar? Nggak bisa,” tandas Indra.